2 Tahun Hasil Tangkap Nelayan di Haltim Berkurang, Diduga Aktivitas Tambang Cemari Air Laut

Bacanesia.com Rifa sadjidin
NELAYAN: Tampak sejumblah nelayan di Desa Subaim, Halmahera Timur, Maluku Utara, panen ikan teri, Senin (3/11/2025) Bacanesia.com

Bacanesia.com,HALTIM-Sejumlah neyalan Desa Subaim, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara keluhkan hasil tangkapan ikan teri mulai berkurang diduga dampak pencemaran air laut berwarna keruh akibat aktivitas tambang.

Keluhan ini disampaikan salah seorang nelayan ikan teri bernama Suleman Idris ditemui Bacanesia.com, Senin (3/11/2025).

Suleman Idris menceritakan awal mula air laut terlihat berubah warna biru menjadi keruh sejauh tahun 2023 hingga saat ini, mempengaruhi ikan teri mulai berjahuan dari perairan Desa Subiam.

“Air laut berwarna keruh itu akibat dari banjir yang membawa limbah yang signifikan ke laut, mengakibatkan mencemari lingkungan dan ekosistem laut,”katanya.

Hal itu mempengaruhi hasil tangkapan ikan teri berkurang sejaka kehadiran perusahaan tambang di Kecamatan Wasile.

“Sangat mempengaruhi hasil nelayan tangkapan ikan teri di Subaim, secara umum mengalami penurunan drastis, akibat pencemaran air laut semakin parah,”ujarnya.

Ia menyebut, penghasilan ikan teri sebelumnya mencapai 1 ton per bulan, namun sekarang jauh dari harapan yang pernah dicapai, hingga menurun drastis.

“Sekarang kita hanya bisa menghasilkan 500 kilogram, itupun sudah jauh dari perairan subaim, apalagi cuaca buruk, banjir, tekardang dalam satu malam itu hasilnya nihil, dalam bulan ini hasil tangkapan kami para nelayan ikan teri tidak sepadan, untuk menutupi pengeluaran (ongkos) bulan,”terangnya.

Dirinya berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat memberikan perhatian khusus kepada nelayan di Subaim.

“Kami tidak pernah dapat perhatian dari pemerintah desa, kecamatan, maupun Pemerintah Halmahera Timur, dan perusahaan yang beroperasi di wilayah subaim.”

Suleman berkeinginan agar pemerintah dan perusahaan tambang bisa melihat langsung kondisi air laut di perairan Subaim pasca banjir.

“Kalau bisa pemerintah lakukan sosialisasi masalah dampak limbah sediment yang makin parah di dasar laut subaim, biar kami para nelayan juga tau betul apa penyebabnya,”tandasnya.(*)

Penulis: Zubair Salim Muin 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini